Kamis, 23 Agustus 2012

Seribu Harap Untuk Bandara Kami Tercinta


4 Agustus 2012. Sebuah Sabtu yang panas.
Kali ini si Admin jalan-jalan ke Bandara. "Bandara?? yang gini mah bukan bandara....."
Yah terserah ape kate elo, yang jelas bagi kami masyarakat kota Banyuwangi, berfungsinya bandara ini adalah sebuah semangat yang menunjukkan kota kecil gak pentingku ini sudah merangkak dari zaman kejahiliyahan aerodinamika.


Diresmikan 29 Desember 2010 lalu, Bandar Udara Blimbingsari ini udah dihuni oleh 2 maskapai penerbangan yang melayani rute Banyuwangi - Surabaya - Banyuwangi. Jadi sekarang kalo mau nonton Persebaya atau mau mlongo ngliatin tugu pahlawan gak usah capek-capek 6-7 jam di jalanan. Cukup duduk anteng selama 35 menit-an udah sampai Surabaya.

si Admin pernah jalan-jalan ke Airport Juanda, Ngurah Rai, Adi Sucipto sama Sultan Hasanudin. Memang Blimbingsari masih kalah jauh, tapi apakah bandara kami ini tidak bisa berkembang?
ya harusnya bisa, dengan potensi-potensi wisata dan hal lain yang ada di Banyuwangi. Karena begini, menurut si Admin bandara dibangun dan berkembang bukan hanya karena sektor kepariwisataan saja kan?

Mimpi orang awam kaya si Admin begini.
Di Surabaya udah disiapkan guide-guide yang friendly yang banyak bacot buat mempengaruhi

turis-turis untuk berkunjung ke Banyuwangi (dalam hal ini si guide adalah PNS yang digaji pemerintah). Selain tiket pesawat, layanan pemesanan akomodasi dan transportasi lanjutan juga harus ada, biar si turis gak kebingungan mangap-mangap ketika sampai di Banyuwangi. Selain itu fasilitas seperti guide book, map tentang Banyuwangi juga disediakan untuk memberi panduan kepada si Turis tempat atau hal apa yang cocok buat plesirnya ke Banyuwangi mengingat banyak sekali tempat wisata di Banyuwangi.
Selama terbang, si pramugari harus memiliki kemampuan lain yaitu kemampuan untuk njelasin 'apasih indahnya banyuwangi', ya agak membual dikit gapapa yang penting ga jauh-jauh amat seperti ''In the city of Banyuwangi, there is a skyscraper tower as high as 500 meters, it's place where you could see Bali island without go there" ngaco bener itu ngomongnya.
jadi pramugari ngga hanya njelasin soal makai safety belt dan tabung oksigen ketika pesawat udah megap-megap atau bisanya cuman nganter konsumsi.
Sampai di Banyuwangi udah siap taksi-taksi yang langsung nganter si turis ke hotel. atau mobil-mobil atau bus yang mengantar turis ke tempat wisata tujuan.

Udah cukup ngkhayalnya,
Nah, sekarang Bandara Blimbingsari juga perlu banyak pembenahan seperti belum ada lampu runwaynya, jadi belum bisa beroperasi waktu malam. Yang patroli masih dikit untuk mencegah orang-orang yang ngga berkepentingan masuk ke komplek bandara, yang sangar cuma di pintu

gerbang doang kumisnya tebel. Selain itu transportasi dari pusat kota ke Bandara juga belum ada, jadi kalo mau ke Bandara harus bawa kendaraan sendiri.

Kalo bisa penumpangnya tambah ramai jadi frekuensi penerbangan tambah sering, akhirnya nambah rute juga ke kota-kota lain. Jadinya keindahan Banyuwangi terkenal kemana-mana. Orang bisa kenal G-Land yang katanya hanya 2 di dunia itu atau Kawah Ijen atau banyak lagi yang lain.

Sip dah, sebagai orang Banyuwangi kita semestinya bangga. Tinggal bagaimana kita mensyukuri dan mengembangan apa-apa yang udah kita punya agar dikenal dan mengahsilkan. Kan yang untung kita sendiri.

Maaf kalo entrinya agak ngaco dikit, si Admin kadang kelu saat berkata-kata, maklum masih kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar